THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 15 Maret 2010

Mengetahui jati diri

Dari perbincangan dg teman itu, kami yg ternyata bersaudara kandung bisa bertemu. kami bertemu di rumah makan yg sama. Ada hal yg tidak biasa yg saya temui di pertemuan, yaitu bahasa. Mereka terbiasa dg bahasa Mandarin. Sedang saya,tidak mengerti. Hahaha. Saya "memprotes" nya, pake bahasa daerah saja, saya katakan pada mereka. Dari pertemuan itu, saya akhirnya tahu "siapa saya?" Tetapi karena (mungkin) usia yg sudah 17 tahun, membuat saya tidak terharu. Logika lebih berperan. Saya katakan bahwa saya berterimakasih karena "diakui". Terimakasih juga karena "dicarikan" ortu yg baik, yg menyayangi saya layaknya anak kandung. Bukannya ingin menjadi "anak durhaka", tetapi kenyataan bahwa TIDAK ADA SEORANG ANAK YANG MINTA DILAHIRKAN, saya katakan sejujurnya, bahwa saya tidak akan mampu menyayangi "mama" seperti mereka menyayangi mama. Saya menghormati beliau sebagai IBU, namun pengabdian sebagai anak tetap untuk "mami". Ini rencana Tuhan. Tidak perlu ada saling menyalahkan, atau tuntutan. Kita sudah bukan anak2 lagi. Tidak ada kemarahan dalam diri saya. Tidak pertanyaan "mengapa dibuang?"

0 komentar: