THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 04 Oktober 2010

Pergi ke Singapura

Sabtu, 2 Okt 2010, anak aku yang paling besar dan suami pergi ke Jakarta, yang lalu selanjutnya pada Minggu pagi terbang ke Singapura. Ini adalah pertama kalinya anak itu pergi ke luar negeri. Senang dan sedih melihat dia pergi ke luar negeri. Senang karena pada akhirnya dia bisa merasakan naik pesawat terbang. Sedih, karena baru setelah berusia 14 tahun dia merasakan ke LN. Padahal, dengan menyandang status anak Trijaya, alangkah anehnya dia baru merasakan ke LN sekarang. Hahaha. Berat lho menyandang status anak Trijaya itu. Karena orang luar berpandangan bahwa Trijaya itu kaya. Padahal yang dimiliki Trijaya itu cuma KESOMBONGAN DAN KELICIKAN. Aku katakan itu pada anak cihu semalam di telepon. Ah sebodo amat, nyampe ke saudara suamipun aku tidak takut. Itu adalah kenyataan yang aku alami selama menjadi istri dari salah satu klain Trijaya. Aku sebenarnya malu mengatakan bahwa anak aku pergi ke Singapore pada orang lain. Malu, karena dia pergi pada saat anak2 lain menghadapi ujian tengah semester. Dan sebelum aku meminta ijin, kepala sekolah SMP BPK sudah mengumpulkan ortu dari kelas 1 s.d 3 untuk diberi wejangan agar tidak membawa anak ketika masa hari efektif sekolah. Makanya, aku itu malu ketika menghadap kepsek. Tapi apa boleh buat. Ini demi kondisi psikologisnya. Susah memang memberi pengertian pada anak aku tentang ketidakbolehan ikut ke LN, padahal dia sudah gagal untuk ikut home school ke Cina. Jadi aku menebalkan muka untuk memintakan ijin ke kepsek. Untungnya kepsek dia sama2 Katolik, kami sering ketemu muka di gereja. Jadi aku datang ke dia dan ke wali kelasnya. Ijin tidak sulit aku dapat. Ya untunglah mereka bisa memahami alasan psikologis yang aku uraikan.

0 komentar: