THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 04 Juli 2010

Suami yang Pemarah

Hari ini, 2 hari setelah kembali dari berlibur ke Jakarta, dan besoknya saya kembali ke Bandung untuk membawa anak yang sakit ke dr. Kelly, kembali ke hari Senin, saya menemukan kembali sifat pemarah, pencuriga, tidak puas oleh sikap kerja karyawan pada suami. Sudah cape rasanya membetulkan sifat dan sikapnya. Sekarang saya merasakan bahwa sifat turunan itu betul2 ada dan terasa. Makanya, saya tidak menyalahkan orang2 suku Jawa yang jika mencari jodoh untuk anaknya selalu menekankan pada 3B, Bibit-Bebet-Bubut. Melihat bagaimana kakak2nya dalam bermasyarakat, saya benar2 merasa betapa sulitnya untuk merubah cara suami untuk menghargai orang lain. Aneh rasanya jika di usia 43 tahun saya harus selalu marah2 pada karyawan. Jika pun harus marah karena kesalahan kerjanya, saya selalu bersikap tidak membuat mereka sakit hati. Untuk menegur mereka, saya selalu membawa rasa kesal dengan membuka semua akibat kesalahan yang mereka buat. Jadi mereka mengerti dan tentunya harapan saya mereka tidak mengulang kesalahan yang sama. Jika orang Kristen mempunyai salib yang harus dia pikul, maka bagi saya SUAMI lah pikulan salib yang harus saya angkat.

0 komentar: